Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

game bikin gemes!

Kebanyakan pasti sudah tau dengan game satu ini. Namanya game onets...
Cara memainkannya pun cukup mudah, hanya tinggal memasangkan gambar yang sama dengan ketentuan gambar tersebut tidak terhalangi oleh gambar lain...
Tinggal klik klik klik sampai semua gambarnya habis!

Setelah gambarnya habis, maka permainan langsung di lanjutkan ke level berikutnya. Tentunya dengan tingkat kesulitan yang makin tinggi.
Yang perlu diperhatikan saat memainkan game ini adalah jumlah nyawa kita dan waktu permainan setiap levelnya, jangan sampai kita kehabisan keduanya sebelum menyelesaikan semua gambar.
Untungnya setiap berpindah level, kita mendapatkan satu nyawa!

Terus terang aku ga pernah bosan main game ini meski udah sering menyelesaikan sampai level terakhir... tapi, kebanyakan yang ga selesai.
ku sering belum selesai level 1 langsung di ulangi lagi, kalo melihat gambar-gambarnya susah untuk di hubungkan.. hehehe

catatan lagi, game ini tidak dapat di pause saat game sedang berjalan... jadi anda tetap harus stay bermain agar waktu anda tidak habis sebelum menyelesaikan semua gamabar.

Ini penampakan game onets...


kalo lagi ngetik-ngetik skripsi dan udah error, main onets ja biasanya hiburanku. brrrrrrrr.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menyambut Ramadhan dengan Suasana Berbeda

Marhaban ya Ramadhan...
Alhamdulillah, tahun ini kita masih diberi kesempatan oleh Alla SWT. Untuk mencapai bulan kemuliaan, bulan suci Ramdhan. Jadwal puasa tahun ini 1 Agustus 2011, tepat di bulan kemerdakaan RI. Nuansa Ramadhan di sambut dengan bahagia menandakan bahwa kita sangat mensyukuri nikmat Allah yang satu ini, mencapai bulan keberkahan, bulan pensucian dan bulan pengampunan.

Aku yang berkesempatan mencapai bulan ini ingin menceritakan sedikit suasana bulan Ramadhan yang ku alami tahun ini. Berbeda dari tahun sebelumnya, awal Ramadhan tahun ini ku lalui di kota Samarinda. Jika tahun sebelumnya penyambutan Ramadhan ku lalui di Nunukan tepatnya di Sebatik. Kondisi ini terpaksa aku alami karena tuntutan menuntut ilmu ku tempuh. Mendekati masa-masa akhir kuliah aku harus fokus mengerjakan tugas akhirku (TA) alias SKRIPSI. 

Sebenarnya keinginan untuk pulang secepatnya sangat besar, tapi kalo melihat targetku dan jadwal akademik hal ini sulit untuk di lakukan. Setidaknya bulan puasa ini proposal penelitianku sudah clear, untungan bisa langsung seminar proposal, jadi setelah lebaran bisa langsung penelitian. 

Rencananya mau pulang Nunukan mendekati lebaran atau pertengahan puasa, kalo  bisa secepatnya lagi, tergantung pembimbingku juga cepat di  ACC nanti proposalku. Sebenarnya ku sedih juga sih awal puasa tahun ini tidak bersama orang tua. Suasananya terasa berbeda, ga tau juga tahun ini terasa beda banget. Padalah kalo mengingat tahun-tahun sebelumnya ku pernah juga puasa  di Samarinda, biasa aja suasananya. Bahkan sampai lebaran di Samarinda juga pernah.

Suasana Ramadhan tahun lalu lah yang menjadi penyebabnya, ku masih membayangkan suasana Ramdhan tahun lalu...

Ramadhan tahun lalu ku lalui saat kegiatan KKN di Nunukan, kalo tidak salah setelah 40 hari KKN baru masuk bulan Ramadhan. Susana yang ku alami saat itu sangat terasa bahkan sampai sekarang pun. Ceritanya, aku dan beberapa temanku merencanakan untuk menyambut puasa di rumahku di Sebatik, lumayan jauh kalo dari tempat kami KKN soalnya sampai harus menyeberangi laut. 

Rencana kami akhirnya tercapai, beberapa orang temanku dan aku bisa menyambut puasa di rumahku padahal rencana kami memang hanya mau jalan-jalan kesana. Sekalian aku mau memperlihatkan kepada mereka tempat tinggalku yang sebenarnya. Sayangnya, hanya ada dari dua posko yang bisa ikut. Dari poskoku, Fery, Winda, Aspianor (Aas) dan aku sedangkan dari posko 4, Arbaiyah (Bia), Siti Mu’awanah (Chie) dan Ika. Kami ke sebatik 2 hari sebelum puasa, ada rencana sekalian tour Sebatik.

Sampai di sebatik tepatnya di desa Sei. Nyamuk, teman-temanku kebanyakan heran melihat kondisi tempat tinggalku, yang paling membuat mereka pusing adalah susahnya akses listrik dan sinyal Hape yang lola. Baru tau mereka... memang sih kondisi disana daerah perkebunan cokelat dan jauh dari keramaian dan akses jalan juga tidak terlalu bagus. Tapi, hal ini yang membuat seru selama kami disana.

Hari pertama kami di sana langsung di suguhi buah langsat dan rambutan yang kebetulan lagi musimnya waktu itu, ternyata mereka senang bisa makan langsat sepuasnya seemberan gitu. Ternyata malam pertama kami disana si Bia ga bisa ikut bermalam, dia bermalam dirumah keluarganya di kota. Sebelum malam, aku ngantar Bia dulu ke rumah keluarganya...

Kondisi lainnya di rumahku adalah tempat mandinya langsung di sumur dan tempatnya yang terbuka, hanya di lindungi pohon-pohon cokelat, tapi jaraknya dekat aja hanya beberapa meter dari rumah. 

Cerita lainnya adalah si Aas yang rajin nelpon pacarnya di Nunukan si Ulfa Tarakanita. Tapi, cara nelponnya itu yang bernilai seni dan butuh perjuangan, sampai harus naik ke gunung untuk mencari sinyal. Begitu juga dengan Ika, Winda sama Fery, sama-sama Aas pagi-pagi sudah mendaki gunung sekalian olahraga kali. Kalo aku sendiri sih ga terlalu kepikiran mau teleponan, yang mau di telepon orangnya ada di rumahku juga. Wkwkwk.

Kalo aku ingat-ingat puasa lalu sangat menyedihkan... pengen rasanya kayak seperti dulu.
Pokoknya ku berharap teman-temanku bisa jalan-jalan lagi kerumahku suatu saat, terutama pada seseorang yang sangat ku sayangi. AMIN



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS